Go memiliki mekanisme umum untuk alur kontrol: if
, for
, switch
, dan
goto
.
Go juga memiliki perintah go
untuk menjalankan kode dalam goroutine yang
terpisah.
Dalam artikel ini kita akan membahas beberapa perintah yang jarang digunakan:
defer
, panic
, dan recover
.
Perintah defer menyimpan pemanggilan sebuah fungsi ke dalam sebuah daftar fungsi. Daftar fungsi tersebut kemudian dieksekusi satu per satu setelah fungsi di baliknya selesai. Defer biasanya digunakan untuk mempermudah fungsi untuk melakukan aksi-aksi pembersihan.
Sebagai contohnya, mari kita lihat fungsi yang membuka dua berkas dan menyalin isi dari satu berkas ke berkas yang lain.
func CopyFile(dstName, srcName string) (written int64, err error) { src, err := os.Open(srcName) if err != nil { return } dst, err := os.Create(dstName) if err != nil { return } written, err = io.Copy(dst, src) dst.Close() src.Close() return }
Cara di atas bekerja, namun ada sebuah bug.
Jika pemanggilan os.Create gagal, fungsi akan kembali tanpa menutup berkas
sumber src
.
Masalah ini bisa diperbaiki dengan memanggil src.Close sebelum perintah
return
yang kedua, tetapi jika fungsi semakin kompleks permasalahan seperti ini
mungkin tidak disadari dan sukar ditangani.
Dengan menggunakan perintah defer
kita dapat memastikan bahwa berkas-berkas
tersebut selalu ditutup:
func CopyFile(dstName, srcName string) (written int64, err error) { src, err := os.Open(srcName) if err != nil { return } defer src.Close() dst, err := os.Create(dstName) if err != nil { return } defer dst.Close() return io.Copy(dst, src) }
Perintah defer membuat kita berpikir untuk menutup setiap berkas setelah
membukanya, menjamin bahwa, walaupun banyak perintah return
dalam fungsi
tersebut, berkas-berkas tersebut akan ditutup.
Perilaku perintah defer
sangat mudah dan bisa diprediksi.
Ada tiga aturan sederhana:
(1) Argumen dari fungsi yang di-defer dievaluasi saat perintah defer di evaluasi
Dalam contoh ini, ekspresi "i" dievaluasi saat pemanggilan Println di defer. Pemanggilan defer akan mencetak "0" setelah fungsi selesai.
func a() { i := 0 defer fmt.Println(i) i++ return }
(2) Pemanggilan fungsi yang di-defer berurutan secara Last In First Out (yang terakhir masuk yang pertama keluar) setelah fungsi yang menutupnya selesai.
Fungsi berikut mencetak "3210":
func b() { for i := 0; i < 4; i++ { defer fmt.Print(i) } }
(3) Fungsi yang di-defer bisa membaca dan menyimpan ke nilai kembalian dari fungsi yang bernama.
Dalam contoh berikut, fungsi yang di-defer menambah nilai kembalian i
setelah fungsi di baliknya selesai.
Maka, fungsi berikut mengembalikan 2:
func c() (i int) { defer func() { i++ }() return 1 }
Hal ini merupakan cara yang mudah untuk mengubah nilai kembalian error dari sebuah fungsi; kita akan melihat contohnya nanti.
Panic adalah fungsi bawaan yang menghentikan alur kontrol dan memulai
panik.
Saat fungsi F memanggil panic, eksekusi dari F berhenti, fungsi yang di-defer
dalam F dieksekusi secara normal, dan kemudian F dikembalikan ke yang
memanggilnya.
Dari sisi pemanggil, F berperilaku seperti pemanggilan panic.
Proses tersebut berlanjut terus sampai semua fungsi dalam goroutine tersebut,
sampai suatu saat program akan crash.
Panic bisa diinisiasi secara langsung dengan memanggil panic
.
Panic juga bisa disebabkan oleh eror pada runtime, seperti akses array yang
di luar batas.
Recover adalah fungsi bawaan yang mengontrol kembali sebuah goroutine yang
panik.
Recover hanya berguna dalam fungsi yang di defer.
Dalam eksekusi yang normal, pemanggilan terhadap recover
akan mengembalikan
nil dan tidak ada pengaruhnya.
Jika goroutine yang aktif panik, pemanggilan dari recover
akan menangkap
nilai yang diberikan oleh panic
dan mengulang eksekusi menjadi normal.
Berikut contoh program yang memperlihatkan mekanisme dari panic dan defer:
package main import "fmt" func main() { f() fmt.Println("Returned normally from f.") } func f() { defer func() { if r := recover(); r != nil { fmt.Println("Recovered in f", r) } }() fmt.Println("Calling g.") g(0) fmt.Println("Returned normally from g.") } func g(i int) { if i > 3 { fmt.Println("Panicking!") panic(fmt.Sprintf("%v", i)) } defer fmt.Println("Defer in g", i) fmt.Println("Printing in g", i) g(i + 1) }
Fungsi g menerima int i, dan akan panik jika i lebih besar dari 3, atau selain itu ia akan memanggil dirinya sendiri dengan argumen i+1. Fungsi f men-defer sebuah fungsi yang memanggil recover dan mencetak nilai yang dipulihkan (selama nilainya tidak nil). Coba bayangkan keluaran dari program tersebut sebelum meneruskan membaca.
Program akan mencetak:
Calling g. Printing in g 0 Printing in g 1 Printing in g 2 Printing in g 3 Panicking! Defer in g 3 Defer in g 2 Defer in g 1 Defer in g 0 Recovered in f 4 Returned normally from f.
Jika kita menghapus fungsi yang di-defer dalam f maka panic tidak akan dipulihkan sehingga mencapai call stack paling atas dari goroutine, sehingga mengakhiri program menjadi crash. Program yang dimodifikasi tersebut akan mencetak:
Calling g. Printing in g 0 Printing in g 1 Printing in g 2 Printing in g 3 Panicking! Defer in g 3 Defer in g 2 Defer in g 1 Defer in g 0 panic: 4 panic PC=0x2a9cd8 [jejak stack yang sengaja dihapus]
Untuk contoh dunia-nyata dari panic dan recover, lihat paket json dari pustaka standar Go. Paket json meng-encode sebuah interface dengan sekumpulan fungsi-fungsi yang rekursif. Jika sebuah eror terjadi saat menapaki nilai yang akan di-encode, panic dipanggil untuk mengembalikan stack ke pemanggilan fungsi yang paling atas, yang akan memulihkan panic dan mengembalikan nilai error yang sesuai (lihat method 'error’ dan 'marshal’ dari tipe encodeState dalam encode.go
Konvensi dalam pustaka Go yaitu meskipun sebuah paket menggunakan panic di dalamnya, API di luarnya masih tetap mengembalikan nilai error.
Penggunaan defer yang lain (selain contoh file.Close sebelumnya) yaitu melepas sebuah mutex:
mu.Lock() defer mu.Unlock()
mencetak sebuah catatan kaki:
printHeader() defer printFooter()
dan lainnya.
Kesimpulannya, perintah defer (dengan atau tanpa panic dan recover) menyediakan mekanisme alur kontrol yang kokoh namun sedikit tidak biasa. Mekanisme tersebut bisa digunakan untuk memodelkan sejumlah fitur-fitur yang diimplementasikan dengan struktur atau tujuan yang khusus di dalam bahasa pemrograman lain. Cobalah.