Pemrograman konkuren memiliki idiom tersendiri. Salah satu contoh idiom tersebut yaitu penggunaan pewaktuan (timeout). Walaupun channel pada Go tidak mendukung timeout, konsep timeout sebenarnya cukup mudah diimplementasikan. Katakanlah kita ingin menerima sebuah nilai dari channel ch, namun ingin menunggu hanya selama satu detik sebelum nilai sampai. Kita bisa memulai dengan membuat sebuah channel yang memberi sinyal dan meluncurkan sebuah goroutine yang tidur sebelum mengirim ke channel tersebut:

timeout := make(chan bool, 1)
go func() {
	time.Sleep(1 * time.Second)
	timeout <- true
}()

Kemudian kita dapat menggunakan perintah select untuk menerima antara ch atau timeout. Jika tidak ada nilai yang diterima pada ch setelah satu detik, maka pilihan timeout akan dipilih dan pembacaan pada ch ditinggalkan.

select {
case <-ch:
	// pembacaan dari ch telah terjadi
case <-timeout:
	// pembacaan dari ch waktunya telah habis
}

Channel timeout memiliki buffer dengan ruang 1 nilai, sehingga membolehkan goroutine mengirim ke channel dan selesai. Goroutine tersebut tidak tahu (atau tidak peduli) apakah nilai yang dikirimnya diterima atau tidak. Hal ini berarti goroutine tersebut tidak akan menunggu selamanya jika channel ch menerima nilai sebelum timeout terjadi. Channel timeout nantinya akan dibersihkan oleh garbage collector.

(Dalam contoh ini kita menggunakan time.Sleep untuk memperlihatkan mekanisme dari goroutine dan channel. Dalam program sebenarnya, anda seharusnya menggunakan time.After, yaitu fungsi yang mengembalikan sebuah channel dan mengirim nilai ke channel tersebut setelah durasi tertentu.)

Mari kita lihat variasi lain dari pola ini. Dalam contoh berikut kita memiliki sebuah program yang mencoba mendapatkan nilai dari beberapa basis data (database) replika secara simultan. Program tersebut hanya butuh satu jawaban, dan hanya menerima jawaban yang datang pertama kali.

Fungsi Query menerima sebuah slice koneksi database dan sebuah string query. Fungsi tersebut akan mengeksekusi query di setiap koneksi database secara paralel dan mengembalikan respons pertama yang sampai:

func Query(conns []Conn, query string) Result {
	ch := make(chan Result)
	for _, conn := range conns {
		go func(c Conn) {
			select {
				case ch <- c.DoQuery(query):
				default:
			}
		}(conn)
	}
	return <-ch
}

Dalam contoh di atas, closure (fungsi tanpa nama, dalam konteks ini yaitu fungsi di dalam pengulangan for) melakukan pengiriman tanpa ditahan, dengan menggunakan operasi pengiriman dalam perintah select dengan default. Jika pengiriman tidak bisa langsung terjadi maka pilihan default akan dijalankan. Dengan melakukan pengiriman tanpa ditahan, maka menjamin bahwa tidak ada goroutine yang diluncurkan dalam pengulangan tersebut akan hang. Namun, jika hasilnya eksekusi dari DoQuery diterima sebelum fungsi Query sampai ke perintah "return ←ch", maka pengiriman dapat gagal karena tidak ada yang siap menerima dari channel ch:

Permasalahan ini adalah contoh yang dikenal sebagai kondisi berpacu (race condition), namun cara memperbaiki cukup mudah. Kita cukup membuat channel ch memiliki buffer (dengan menambahkan panjang buffer sebagai argumen dari make), sehingga menjamin bahwa pengiriman yang pertama memiliki ruang untuk menyimpan nilai kembaliannya. Hal ini supaya pengiriman selalu sukses, dan nilai pertama yang diterima akan sampai tanpa memperhatikan urutan eksekusi.

Kedua contoh di atas memperlihatkan kesahajaan, yang mana Go dapat mengekspresikan interaksi yang kompleks antara goroutine.